Tentang Indonesia Merdeka

Hari ini, 67 tahun yang lalu, Soekarno, yang sehari setelahnya dipilih menjadi presiden pertama RI, membacakan proklamasi kemerdekaan RI di rumahnya di Jalan Pegangsaan Timur nomor 56. Proklamasi ini menandai awal Perang Kemerdekaan yang berakhir pada tahun 1950 dengan diakuinya kemerdekaan RI oleh Belanda di Konferensi Meja Bundar di Den Haag.

Mereka yang bilang bahwa kemerdekaan RI itu adalah hadiah dari Belanda atau sekutu, silahkan datang ke Taman Makam Pahlawan dan bilang itu dengan keras di hadapan para pejuang yang meninggal dalam Perang Kemerdekaan, bahwa mereka tidak perlu mati, bahwa perjuangan mereka sia-sia karena toh itu hadiah.

Soekarno pernah bilang bahwa, “Perang kami melawan penjajah tapi perangmu melawan bangsamu sendiri.”

Perkataan itu selalu terngiang di telinga saat memandang korupsi yang masih merajalela di negeri ini, birokrasi yang tidak efisien, politisi yang tidak bisa dipercaya dan banyaknya kekerasan atas nama agama di negeri ini.

Di tengah carut-marut negara kita, ada sedikit harapan, kita makin disegani sebagai warga dunia, Presiden SBY mungkin setelah mejabat sebagai presiden akan mulai aktif di kancah internasional. Mungkin. Ekonomi kita cukup stabil dan berkembang pesat, tapi masalah kesenjangan ekonomi masih terasa. Yang merasakan pertumbuhan ini masih masyarakat menengah ke atas, warga miskin belum terbebas dari kemiskinan.

Indonesia secara ekonomi lebih stabil dari jaman Soeharto, meski nostalgia masa lalu masih gemar merayu warga yang sudah merasakan enaknya jaman Soeharto. Pembangunan negara di jaman Soeharto banyak dibiayai utang dan sebagian besar hutang itu dikorupsi, alhasil kitalah yang menanggung beban hutang yang sudah dikorupsi itu.

Korupsi masih banyak tentu saja. Tapi ada hal positif yang bisa kita ambil. Jaman Soeharto kita cuma tahu ada korupsi dan kita tidak tahu harus bagaimana. Kini warga mulai melapor ke KPK, kepolisian, kejaksaan. Bila ada yang bilang dulu nggak ada korupsi sekarang banyak, hal ini karena jaman dahulu korupsi ditutup-tutupi, sekarang dibuka dengan terang. Pelan dan pasti korupsi akan diberantas, tapi itu semua butuh proses dan tidak mudah.

Pendidikan dasar juga berkembang. Mendiknas akan mencanangkan pendidikan dasar 12 tahun, dari SD sampai SMA. Kualitas pendidikan kita juga berkembang, meski harganya juga melambung. Hal ini yang perlu dicarikan solusinya. Kemendiknas kudu berani bereksperimen dengan sistem pendidikan dasar kita agar bisa berkualitas dan terjangkau.

Kebebasan beribadah adalah isu panas di Indonesia. Banyaknya serangan terhadap tempat ibadah umat beragam minoritas, pembantaian terhadap Ahmadiyah, penyegelan gereja, dan kekerasan lain yang dilakukan kaum fundamentalis sangat meresahkan masyarakat. Untuk hal ini jaman Soeharto memang lebih baik. Hal ini tidak terlepas dari salah satu keunggulan jaman Orba, penegakan hukum(setidaknya terhadap perusuh dan pengganggu kebhinekaan) dan represi terhadap kaum fundamentalis.

Kita perlu saling berbicara. Kita perlu saling memahami, saling menghormati antar umat beragama. Aparat penegak hukum harus tegas dan berani terhadap para perusuh siapapun di belakangnya. Indonesia semakin resah, tidak hanya gereja dan masjid ahmadiyah, kini klenteng diserang hanya karena agama mereka sama dengan penduduk Myanmar. Mau sampai kapan ini dibiarkan?

Indonesia adalah negara yang sangat kompleks, masalahnya juga kompleks, penanganannya juga kompleks, butuh proses, butuh waktu dan tidak bisa instan.

Dirgahayu Indonesiaku!

Gambar dari: syauqieajha.wordpress.com