Monthly Archives: Januari 2012

Tentang Skalabilitas Pengajar

Ini bukan postingan teknis, well, dikit. Tapi soal perenungan.

Pernah mbayangin dunia di awal abad 19 saat gramofon belum populer?

Di jaman itu, bila seseorang suka dengan Dewa 19, maka dia harus pergi ke Jakarta dan melihatnya live saat konser. Tapi bagaimana jika dia tidak punya uang untuk ke Jakarta? Dia masih bisa menikmati musik dari penyanyi dan grup band lokal.

Lalu, ditemukanlah mesin pemutar suara, gramofon lalu radio tape, cd dan mesin penyebar berita, radio dan tv. Hal ini membuat semua orang kenal dengan Dewa 19 dan bisa mendengarkan musiknya di radio atau beli kasetnya. Hal ini jelas mengancam penghidupan pemusik lokal yang tiba-tiba harus bersaing dengan Dewa 19.

Anda mengerti maksudku soal skalabilitas?

Nah, sebuah pergeseran kini mulai terjadi. Hal ini mengancam banyak dosen-dosen. Apakah itu?

Read the rest of this entry

Tentang Downtime

Hidup di Jakarta itu membuang banyak waktu. Misal perjalanan dari kos ke kantor bisa satu sampai satu setengah jam, kalau tinggalnya di pinggir Jakarta lebih lama lagi. Macet adalah musuh bersama warga Jakarta. Semacam tragedy of the commons, sebuah tragedi yang terjadi karena cukup banyak orang berpikir, “enak nih ke kantor naik mobil, mampuuuu….”

Hal ini menghasilkan banyak sekali downtime di Jakarta, waktu yang terbuang di jalanan. Buatku, naik kendaraan pribadi di Jakarta itu antara sombong, bodoh, terpaksa dan ignorant. Kendaraan umum di Jakarta masih relatif dapat diandalkan meski menyebalkan asal kita tahu cara mengamankan diri. 

Alasan kedua adalah waktu yg terbuang. Saat terjebak macet di mobil, hal yang bisa kita lakukan sangat terbatas. Mendengarkan musik, mikirin pasangan, merenungi masalah hidup, main hape bentar(kalau berhenti), dll. Tapi kalau di angkot kita bisa main hape, baca google reader, twitteran, whatsappan, baca buku, tidur, pokoknya lebih banyak deh. Salah satunya bikin post di blog.

Selama di jakarta, aku terus-menerus mencari cara untuk membuat waktu di jalan tidak membosankan. Aku beli ereader, beli buku, menuhi google reader sampai install wordpress for android.

Cukup menyenangkan memulai hari kerja dengan baca-baca artikel di freakonomics, digitopoly, naked capitalism, daily wtf atau not always right di google reader. Membuat mood di kantor lebih baik daripada mati gaya terjebak macet.

Dan tentu saja, agenda wajib di pagi hari, whatsappan sama pacar. Hihihihi….

Tentang waktu

Waktu adalah sesuatu yang menarik. Waktu adalah ukuran abstrak yang paling penting di kehidupan manusia. Kita punya standar waktu, abad, tahun, bulan, minggu, jam, menit, detik, milidetik.

Orang bilang, orang jerman yang terorganisir itu membagi jadwalnya per 15 menit, semakin kecil maka akan semakin detail dan rajin dia merencanakan waktunya.

Orang Indonesia biasanya membagi waktunya per waktu sholat, habis subuh, sebelum ashar, setelah maghrib. Agak menyebalkan memang buat yang nggak sholat kayak saya, habis ashar itu jam berapa?

Sebenarnya, manakah yang lebih baik, membagi waktu dengan irisan kecil atau besar?

Mencuri waktu, itu adalah istilah yang baru aku dapat saat kerja kantoran. Para bos itu sangat sibuk sehingga kita harus mencuri waktunya. Menjelaskan ide yang disusun selama seminggu dalam obrolan 5-15 menit agar ada buy-in dari bos butuh skill mencuri khusus.

Nilai waktu tiap orang juga berbeda-beda. Ada yang nilai waktunya tinggi, macam para boss ini dan ada yang rendah macam aku.

Dalam mengorganisasi, menyusun jadwal kita menempatkan waktu itu sebagai sesuatu yang sangat berharga.

Pada akhirnya, saat semua itu selesai kita lupa satu hal, sebuah kebahagiaan tersendiri, saat kita mengerjakan sesuatu dan tenggelam di dalamnya, sampai kita tidak sadar bahwa waktu telah berjalan, bahwa rencana-rencana yang disusun tidak berjalan karena semua tenggelam dalam satu hal itu… saat itu selesai kita tersenyum puas.

Mungkin untukmu aktivitas itu adalah menulis, ngegame, bikin program, baca buku, lari atau apapun itu. Saat itu selesai kamu bisa bilang, aku telah menemukan sesuatu yang lebih berharga daripada waktu.

Temukan aktivitasmu, temukan sesuatu dalam dirimu yang lebih berharga dari waktu.