USB dan Flashdisk

Dalam pertapaan di desa Pancasona, aku merasa bete karena tidak terkoneksi ke internet. Akhirnya setelah menahan lapar dan dahaga akan internet setelah beberapa hari, akhirnya aku nggak tahan lagi, dan mencari warnet terdekat dari rumah.

Setelah memilih komputer paling cocok, aku mulai browsing. Sebagai manusia yang betah berjam-jam di depan komputer, kali itu aku merasa bete sama kompie di warnet. Dengan keyboard buffalo yang susah dipencet, browsing dan blogwalking jadi ngebetein. Tapi masih untung bukan keyboard Mentari yang banting-genik itu.

Cerita yang aneh terjadi saat aku mencoba memasukkan flashdisk ke kompie. Setelah mencari-cari colokan USB, aku mem-plug-n-pray Cherubim (nama FD-ku) ke komputer-tidak-nyaman itu. Dan aku mulai mencari-cari ikon FD di pojok kanan bawah. Kok nggak keluar-keluar? Akhirnya daripada nunggu kelamaan, aku nyari adminnya. Dan berikut ini perbincangan singkatnya:

Aku      : Mas, kompie saya kok nggak bisa ya USB-nya?
Admin  : Oh, coba USB-nya bawa sini!
Aku      : (dengan tampang bingung dan terheran-heran, bukannya harusnya dia yang ke sana?) USB-nya dibawa mas?
Admin  : Iya! Saya coba dari sini.
Aku      : ???? (admin yang aneh…)
Admin  : Datanya saya kopikan dari USB-mu ke sini.
Aku      : (mendapat pencerahan) Oooohh… Flashdisk to mas? Iya sek bentar…

Ini aku yang bodoh atau memang USB Flashdisk telah terdegradasi menjadi USB aja ya?

Mari kita telaah kata USB Flashdisk. USB Flashdisk adalah bahasa inggris dengan pola frase M-D (menerangkan diterangkan). Jadi USB Flashdisk adalah Flashdisk yang menggunakan koneksi USB sebagai penghubung ke komputer. Koneksi ke komputer ke device ada beberapa jenis, yaitu Parallel, serial, ps/2,IEEE 1394 Firewire, bluetooth, wireless, infra-red dan USB. Jadi USB adalah model koneksi, dan di kalimat saya yang saya maksud adalah port-nya. Sedangkan flashdisk adalah salah satu model penyimpanan portabel yang sama seperti SD (Secure Digital), Mini-SD yang merupakan sebuah memory card.

Hal yang sama terjadi pada frase remote control. Kata utama dari frase ini adalah control, bukan remote. Remote dalam terminologi ini kira-kira berarti dari jauh, atau tidak lokal. Jadi kalau bilang,”remotenya mana?” Wajar kalau anda saya pandangi dengan pandangan yang aneh, Jauhnya mana? Maksutnya apa?. Yang bener adalah, “kontrolnya mana?” Agak aneh? Kalau pengen keren anda bisa bertanya,”Proxy-nya mana?”

Jadi  harusnya  sang Admin bertanya,”Flashdisk-nya mana?” bukan “USB-nya mana?” karena Flashdisk adalah kata yang diterangkan dalam frase USB Flashdisk. Ataukah saya yang aneh mempertanyakan hal kecil seperti ini?

About dnial

You don't see anything You don't hear anything You don't know anything Move along and pretend nothing happen

Posted on 30 Juni, 2007, in experience, IT, jayus, joke, life. Bookmark the permalink. 8 Komentar.

  1. ya elah… kunci dari komunikasi itu adalah asal 2 pihak saling mengerti, maka kesalahan akan diabaikan. Flashdisk adalah piranti bergerak (mobile) melalui koneksi USB port yang pertama kali populer di kalangan awam pengguna komputer. Kemudian setelah itu barulah muncul (baca: populer) CF, SD, MMC, mini SD, dan itupun terkoneksi lewat card reader sebelum masuk USB. Piranti-piranti lain yang menggunakan USB semacam printer modern tidak se-mobile flashdisk. karena itu komunikasi khas Indonesia melebur USB Flashdisk menjadi USB.

    Come on, keluar dari sarangmu nak, jangan nge-freak dan nge-geek di depan komputer mlulu, sekali-sekali berinteraksilah dengan dunia luar 😛

  2. @galih

    Come on, keluar dari sarangmu nak, jangan nge-freak dan nge-geek di depan komputer mlulu, sekali-sekali berinteraksilah dengan dunia luar 😛

    Damn!
    Now, I’m the geek one?

    Aku kan cuman menceritakan arti kata yang seharusnya. Jadi orang yang baca bisa tahu yang benar gimana.

  3. tapi emang bener. saya juga kadang mikir, banyak yg sering bilang “USB gue mana??” atau “gue baru beli USB”, yang seharusnya adalah flashdisk. inilah kesalahan bahasa. seperti halnya busway. orang bilang “saya mau naik busway”, dimana busway adalah jalan yang dibuat khusus untuk rute bus transjakarta. harusnya mereka bilang “saya mau naik tije” (singkatan dari transjakarta), bukan busway! inilah epidemik yang sering ada dikehidupan.

  4. @ck
    Soal busway itu kesalahan yang umum seh. Aku juga sering bingung.

    @setanalas
    Korupsi, bla.. bla… bla.. Eliminasi. Dengan program ini sebenarnya Merdeka FM turut mencerdaskan kehidupan bangsa.
    Acara yang mulia…
    Wakaka…

  5. kalo dalam percakapan antar sesama mungkin adalah sesuatu yang wajar yaa dengan catatan “podo ngertine cak!!”, 😀

  6. nggak penting

  7. @Sandy
    Nah, itu dia. Awalnya aku nggak ngeh sama maksutnya admin itu. Makanya lahirlah postingan ini

    @halim
    Tutup aja postingnya kalo nggak penting.
    Gitu aja kok repot….

Tinggalkan Balasan ke dnial Batalkan balasan